📣 Ikuti Tantangan Bulanan "Cerita dari KKN"! 📣

Bagikan pengalaman KKN-mu yang paling berkesan dan menangkan hadiah menarik setiap bulannya! Ini kesempatanmu untuk berbagi cerita inspiratif dan mendapatkan apresiasi.

Mahasiswa KKN MIT 20 Posko 69 Gelar Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah

Table of Contents

 

Foto Bersama Kegiatan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah oleh Mahasiswa KKN UIN Walisongo dan Masyarakat Dusun Krajan, Sabtu, 23 Agustus 2025

BABAD.ID | Stori Loka Jawa-  Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) 20 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 69 melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah. 

Acara ini berlangsung pada Sabtu sore (23/8) pukul 16.30 WIB di Posko 69, Dusun Krajan, Desa Tengaran.

Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah warga sekitar yang antusias untuk belajar mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat. 

Pelatihan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KKN yang berfokus pada inovasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi kreatif.

Dalam sambutannya, Wahyu selaku Ketua KKN Posko 69 menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan mengajarkan masyarakat cara memanfaatkan minyak jelantah agar tidak mencemari lingkungan. “Minyak jelantah yang biasanya terbuang percuma, bisa kita sulap menjadi lilin aromaterapi bernilai guna,” ujarnya.

Mahasiswa KKN menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, di antaranya arang (opsional), minyak jelantah, strearic acid, minyak kayu putih sebagai aroma, pewarna bubuk, dan benang sumbu. 

Sedangkan peralatan yang digunakan meliputi kompor, panci, sendok, saringan, serta wadah atau gelas lilin.

Sesi pertama diawali dengan menjelaskan fungsi setiap bahan. Arang digunakan untuk menghilangkan bau dari minyak jelantah, strearic acid berfungsi mengeraskan lilin, minyak kayu putih memberikan aroma segar, sedangkan pewarna bubuk memberi sentuhan estetika pada lilin.

Langkah awal pembuatan adalah merendam arang ke dalam minyak jelantah. Proses ini bertujuan untuk menetralisir bau tidak sedap yang biasanya muncul dari minyak bekas. Setelah itu, minyak jelantah disaring agar lebih bersih sebelum dimasak.

Tahap berikutnya adalah memanaskan minyak jelantah di atas kompor. Setelah minyak cukup panas, dimasukkan strearic acid sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut sempurna. Proses ini penting agar tekstur lilin lebih keras dan awet ketika digunakan.

Setelah larut, ditambahkan minyak kayu putih sebagai aroma serta pewarna bubuk untuk mempercantik tampilan lilin. Campuran diaduk kembali hingga rata dan homogen. Pada tahap ini, peserta pelatihan tampak antusias mencoba mengaduk adonan lilin dengan panduan mahasiswa KKN.

Jika adonan sudah tercampur rata, kompor dimatikan dan campuran lilin dituangkan perlahan ke dalam wadah khusus atau gelas lilin. Sebelum cairan mengeras, benang sumbu dimasukkan ke bagian tengah wadah sebagai inti lilin.

Proses selanjutnya adalah mendinginkan cairan lilin hingga memadat. Peserta diminta bersabar beberapa menit hingga lilin benar-benar keras dan siap digunakan. Suasana terlihat seru ketika ibu-ibu PKK memperhatikan perubahan cairan menjadi padat.

Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa lilin aromaterapi ini tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga mampu menciptakan suasana rileks karena mengandung aroma kayu putih. Selain itu, produk ini juga berpotensi dijual sebagai usaha rumahan.

Pelatihan berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan dari peserta. Mereka menanyakan variasi aroma lain yang bisa digunakan, seperti serai, lavender, atau melati. Mahasiswa KKN menjawab bahwa minyak aroma lain bisa ditambahkan sesuai ketersediaan dan selera.

Setelah pelatihan, setiap peserta diperbolehkan membawa pulang lilin hasil karyanya masing-masing. Hal ini membuat kegiatan semakin berkesan karena peserta merasa mendapatkan pengalaman sekaligus produk jadi yang bisa digunakan di rumah.

Acara ditutup dengan doa bersama dan foto kelompok. Mahasiswa KKN MIT 20 Posko 69 berharap pelatihan ini menjadi langkah awal masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi.

Dengan adanya pelatihan pembuatan lilin aromaterapi ini, mahasiswa Posko 69 ingin menegaskan komitmen mereka untuk tidak hanya hadir sebagai pendamping, tetapi juga sebagai pemicu inovasi masyarakat Desa Tengaran menuju kehidupan yang lebih sehat, kreatif, dan produktif.

Penulis Tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 69

Posting Komentar