Penarikan Mahasiswa KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang, Posko 69 di Desa Tengaran
![]() |
Menandakan Berakhirnya Masa KKN MIT ke-20 UIN Walisongo Semarang |
BABAD.ID| Stori Loka Jawa– Balai Desa Tengaran menjadi saksi berakhirnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT)-20 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 69 pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Acara penarikan mahasiswa ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Tika, Kepala Desa Tengaran Suhaili, serta jajaran perangkat desa.
Kegiatan KKN yang berlangsung selama 45 hari ini resmi ditutup dengan acara sederhana namun penuh makna.
Penarikan mahasiswa ditandai dengan penyerahan kenang-kenangan berupa tempat sampah dari mahasiswa kepada pemerintah desa sebagai bentuk kontribusi nyata bagi kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Dalam sambutannya, Tika selaku DPL menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh program kerja yang telah dilakukan mahasiswa KKN.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai bentuk pengabdian, tetapi juga media pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam memahami realitas sosial masyarakat.
“Mahasiswa telah belajar banyak hal dari masyarakat, tidak hanya dalam konteks akademis, tetapi juga tentang nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Kami berharap apa yang sudah dilakukan dapat memberi manfaat berkelanjutan,” ujar Tika.
Kepala Desa Tengaran, Suhaili, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa KKN MIT-20 Posko 69. Menurutnya, kehadiran mahasiswa membawa semangat baru sekaligus ide-ide segar dalam pembangunan desa
“Selama lebih dari satu bulan, mahasiswa telah berbaur dengan masyarakat dan melaksanakan berbagai program kerja. Semoga kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan menjadi jembatan yang terus menghubungkan desa dengan kampus,” ungkap Suhaili.
Adapun program kerja yang telah dilaksanakan mahasiswa meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa di antaranya yaitu pelatihan pemanfaatan minyak jelantah, kegiatan literasi keuangan keluarga, hingga pendampingan pada anak-anak TPQ di desa.
Selain itu, mahasiswa juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti posyandu, senam bersama lansia, hingga kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Seluruh program ini mendapat dukungan positif dari perangkat desa maupun masyarakat sekitar.
Penyerahan tempat sampah sebagai kenang-kenangan menjadi simbol penting dari semangat menjaga kebersihan dan lingkungan yang sehat.
Hal ini diharapkan dapat terus dimanfaatkan oleh pemerintah desa dan masyarakat sebagai sarana pendukung program kebersihan berkelanjutan.
Suasana penarikan mahasiswa berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. Walaupun tidak dihadiri secara massal oleh masyarakat, acara tetap berjalan khidmat dengan kehadiran perangkat desa dan perwakilan mahasiswa.
Dalam momen ini, para mahasiswa juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah desa atas segala bentuk dukungan yang diberikan. Mulai dari fasilitas, bimbingan, hingga ruang partisipasi yang terbuka selama mereka berada di Desa Tengaran.
Ketua Posko 69, Wahyu, menyatakan bahwa pengalaman KKN menjadi bagian penting dalam perjalanan akademik maupun pribadi mahasiswa.
Menurutnya, keberadaan mereka di desa telah memperkaya wawasan sekaligus melatih kepekaan sosial terhadap masyarakat.
“Kami sadar bahwa apa yang kami lakukan masih sederhana, tetapi kami berharap ada manfaat yang bisa dirasakan. Terima kasih atas keramahan, kerja sama, dan dukungan yang diberikan selama kami berada di Tengaran,” ujar Wahyu.
Penarikan mahasiswa KKN MIT-20 Posko 69 ini sekaligus menjadi penutup dari rangkaian panjang pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan sejak pertengahan Juli 2026.
Selama kurun waktu tersebut, banyak pengalaman dan pembelajaran yang akan menjadi bekal mahasiswa dalam kehidupan mendatang.
Diharapkan, sinergi antara kampus UIN Walisongo dan Desa Tengaran dapat terus terjalin, baik dalam bentuk penelitian, pendampingan, maupun program pengabdian masyarakat lainnya.
Dengan demikian, desa dapat terus berkembang, sementara mahasiswa memperoleh ruang belajar yang aplikatif.
Acara penarikan ditutup dengan doa bersama dan sesi dokumentasi.
Suasana sederhana ini justru menegaskan makna dari KKN itu sendiri: pengabdian yang tulus, hubungan kekeluargaan, serta harapan agar setiap langkah kecil dapat memberi dampak besar bagi masyarakat.
Atribusi : Elmira Lovelina Mafaz peserta KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang Posko 69
Posting Komentar