UNNES GIAT 13 DUKUNG EKONOMI LOKAL: UMKM Desa Trayu Raih Legalitas dan Akses Digital

Daftar Isi

Mahasiswa UNNES GIAT angkatan 13 dampingi UMKM di Desa Trayu, Sumowono Kabupaten Semarang untuk raih legalitas dan akses digital. (dok GIAT)


SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES GIAT Angkatan 13 Universitas Negeri Semarang (UNNES) sukses mentransformasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Trayu, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Program pengabdian yang berlangsung sejak 1 Oktober hingga 30 November 2025 ini berfokus pada penguatan legalitas usaha dan adaptasi teknologi pemasaran digital, sejalan dengan semangat "Bersama Unnes GIAT, Membangun Indonesia dari Desa."

UMKM Trayu 'Naik Kelas': Kredibilitas dan Pasar Baru

Kepala Desa Trayu, Bapak Surahman, menyambut baik inisiatif mahasiswa ini. Program akselerasi ini menyasar lima produk andalan desa: Sirup Jahe Putri Gunung, Sirup Jahe Dewi Sri, Kopi Conthong, Tahu Trayu, dan Tahu Udin.

Fokus utama tim UNNES GIAT adalah membawa produk-produk lokal ini siap bersaing di pasar modern.

1. Penguatan Legalitas (Kredibilitas Pasar) Tim memberikan pendampingan intensif untuk pengurusan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT). Legalitas ini krusial agar produk seperti sirup jahe dan kopi dapat menembus toko ritel modern dan meningkatkan kepercayaan konsumen.

2. Rebranding dan Identitas Visual Produk-produk lokal diberi tampilan baru yang profesional dan menarik. Ini mencakup perancangan ulang dan pencetakan stiker kemasan baru untuk Sirup Jahe dan Kopi Conthong, serta pemasangan banner promosi di lokasi usaha. Tujuannya adalah membangun brand awareness yang kuat.

3. Akses Digital (Perluasan Jangkauan) Mahasiswa memastikan produk Desa Trayu memiliki jangkauan nasional. Langkah-langkah yang diambil:

Media Sosial: Pembuatan dan pengelolaan akun Instagram serta Facebook untuk Kopi Conthong guna membangun basis penggemar dan promosi harian.

E-commerce: Pendampingan pembuatan toko daring di marketplace populer (seperti Shopee). Ini menjadi gerbang utama bagi produk dengan masa simpan panjang untuk dijual ke seluruh Indonesia.

"Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa sentuhan teknologi dan legalitas mampu mendorong produk lokal Desa Trayu untuk naik kelas dan siap bersaing di era digital. Seluruh UMKM kini memiliki branding yang lengkap dan beberapa sudah memulai operasional toko daring," ujar Arif Widagdo, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan.

Tim UNNES GIAT 13 yang menjalankan program ini terdiri dari 11 mahasiswa dari berbagai jurusan, termasuk Fauzan Ansori, Anggi Sabti Kirani, Novita Saraswati Cinta Melati, dan lainnya.***

Posting Komentar